TheJatim.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus memperkuat program Kampung Pancasila dengan menggandeng Kementerian Agama (Kemenag) untuk memberantas buta aksara agama. Langkah ini bertujuan agar seluruh warga, khususnya yang belum fasih, mampu membaca Al-Qur’an dan memahami nilai-nilai agama secara lebih mendalam.
Inisiatif tersebut disampaikan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Graha Sawunggaling, Rabu (24/9/2025). Menurutnya, kolaborasi ini merupakan upaya nyata untuk memperkokoh pondasi spiritual masyarakat Surabaya.
“Melalui kerja sama dengan Kemenag, para penyuluh agama akan turun langsung ke kampung-kampung. Targetnya, semua warga bisa belajar membaca Al-Qur’an. Siapa pun yang berminat, silakan mendaftar,” ujar Eri.
Eri menjelaskan, pendataan warga yang ingin belajar Al-Qur’an akan dilakukan oleh lurah dan camat. Data tersebut akan dijadikan dasar penyuluh agama dalam memberikan bimbingan yang terstruktur.
Ia menegaskan, penguatan spiritual ini penting karena keluarga yang religius akan menjadi pondasi terbentuknya masyarakat yang kuat. “Jika setiap keluarga menjalankan ajaran agamanya, mereka akan menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Keluarga yang kuat akan membentuk kampung yang kuat, dan kota yang diberkahi,” jelasnya.
Tidak hanya untuk umat Islam, Wali Kota Eri menekankan kolaborasi ini melibatkan penyuluh berbagai agama. “Ada penyuluh Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, hingga Konghucu. Semua bergerak bersama agar Surabaya menjadi kota yang sejahtera dan bahagia,” tambahnya.
Kepala Kemenag Kota Surabaya, Muhammad Muslim, menambahkan bahwa penyuluh agama tidak hanya mengajarkan membaca Al-Qur’an, tapi juga membina warga terkait isu sosial seperti narkoba, radikalisme, lingkungan, hingga keluarga sakinah.
“Ke depan, kami wajibkan seluruh penyuluh mengikuti Training of Trainers (TOT). Target kami, dalam setahun ada 5.000 lansia yang sebelumnya buta aksara Al-Qur’an bisa membaca dengan baik,” ungkap Muslim.
Ia juga mengungkapkan, Kemenag menemukan sejumlah guru TPQ yang kurang aktif. Untuk itu, mereka akan mendapat pembinaan lebih lanjut. “Kami apresiasi para penyuluh yang tetap semangat. Jangan pernah lelah, karena tugas penyuluh adalah mencari dan membina kelompok rentan yang belum terjangkau,” pungkasnya.