TheJatim. Surabaya – Curah Hujan di Kota Surabaya meningkat akhir pekan lalu, mengakibatkan meluapnya air di aliran sungai maupun box culvert.
Menanggapi hal tersebut, Baktiono, Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya mengakui, bahwa saluran air di Kota Surabaya belum terintegrasi atau tersambung antara satu saluran dengan saluran yang lain.
“Memang saluran air yang terintegrasi belum tuntas di Kota Surabaya, maka perlu khususnya di daerah kampung. Kalau tidak ada yang nyambung, maka menyebabkan banjir,” ujarnya, Senin (15/11/2021).
Ia menjelaskan, potensi banjir di Surabaya ada beberapa faktor, yang diantaranya ada endapan, sedimen, dan sampah yang menyebabkan macetnya aliran air.
“Maka perlunya teknologi, untuk menyedot penyebab macetnya aliran air itu. Supaya tidak merusak jalan yang sudah terlapisi aspal, kalau secara manual, maka harus dibongkar semua, dan mengganggu lalu lintas,” jelasnya.
Baktiono mengaku, kalau penanganan banjir tidak mudah, dengan aliran air yang panjang dan luas, program padat karya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya perlu didukung oleh kegiatan warga dalam merawat saluran-saluran air.
“Kalau kampungnya kecil, warga bisa kerja bakti, untuk membersihkan selokan dan tidak membuang sampah sembarangan,” harapnya.
Sekretaris DPC PDIP Kota Surabaya ini, mendorong Pemkot Surabaya membangun sudetan-sudetan box culvert, agar saluran air bisa terintegrasi. Dikarenakan banyak usulan warga dalam pembangunan saluran air tersebut.
“Untuk sungai-sungai ini perlu segera dikeruk dan dibersihkan. Pompa air ada 200 lebih, yang ada di Surabaya, ini sudah siap bekerja selama 24 jam dan jangan sampai terlambat, terutama daerah-daerah yang rawan banjir,” paparnya.
Ia menegaskan, untuk Pemerintah Kota Surabaya perlu penambahan armada pembersihan saluran, terutama pengembangan teknologi dalam penanggulangan banjir di Surabaya.