Jakarta, Thejatim.com – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 akan digelar pada hari ini 10 sampai 11 Mei 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Namun, terdapat kabar bahwa dua kepala negara anggota tidak akan hadir dalam acara tersebut.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Usman Kansong, mengungkapkan bahwa kepala negara yang tidak hadir berasal dari Thailand dan Myanmar.
PM Thailand dipastikan tidak hadir karena pada tanggal 14 Mei akan diselenggarakan pemilu di Thailand, sehingga PM Thailand akan diwakilkan oleh Wakil PM. Sementara itu, pimpinan politik Myanmar tidak diundang untuk menghadiri KTT ASEAN.
Menanggapi kabar tersebut, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, mengonfirmasi bahwa PM Thailand Prayut Chan-o-cha memang tidak bisa hadir dalam KTT ASEAN ke-42 karena adanya pemilu di Thailand.
Retno juga menyatakan bahwa pertemuan puncak ASEAN ini akan dihadiri oleh delapan kepala negara ASEAN, sekretaris jenderal ASEAN, dan PM Timor Leste, Taur Matan Ruak.
Namun, kabar tidak mengundang Myanmar dalam sederet pertemuan selama sekitar setahun belakangan karena pemimpin negara itu tak kunjung menerapkan lima poin konsensus untuk menghentikan konflik yang terus membara, menjadi perhatian publik.
ASEAN memutuskan untuk tidak mengundang Myanmar pada level politik dalam KTT ini sesuai kesepakatan para kepala negara.
“Sesuai keputusan para leaders (kepala negara), Myanmar tidak diundang pada level politik,” ucap Retno.
Tahun ini, Indonesia menjadi ketua ASEAN. Pada KTT kali ini, RI mengusung tema ASEAN Matters: epicentrum of growth. Indonesia ingin membumikan kerja sama konkret ASEAN di bidang kesehatan, energi, stabilitas ekonomi, dan perdagangan manusia.
“Ini penting untuk kita bumikan sehingga dapat dirasakan manfaatnya bagi rakyat ASEAN dan untuk mendukung Asia Tenggara sebagai epicentrum of growth,” ujar Retno.
Dalam rangka menyambut KTT ASEAN ke-42, Indonesia telah menyiapkan berbagai persiapan, termasuk pengamanan di sekitar area acara, hotel tempat para delegasi menginap, dan transportasi dari bandara ke hotel dan tempat acara. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan kelancaran acara.
Selain itu, Indonesia juga telah menyiapkan berbagai program untuk mempromosikan pariwisata dan budaya Nusa Tenggara Timur, seperti festival kuliner dan budaya serta kunjungan wisata ke tempat-tempat terkenal di daerah tersebut.