TheJatim. Probolinggo – Anggota Bawaslu Jatim, Nur Elya Anggraini mengajak santri Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, untuk ambil peran dengan memberikan kontranarasi apabila menemukan hoaks tentang pemilu.
Alumni Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan itu, menyampaikan kepada para santri saat mengisi Sekolah Demokrasi dan Wawasan Kebangsaan, di Probolinggo, Rabu (03/11/2021).
“Kalau santri menemukan berita bohong, maka harus berani membuat kontranarasi atau narasi tandingan. Memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang kebenaran informasi,” terangnya.
Mantan Komisioner KPID Jatim itu, menganalisis hoaks mudah tersebar karena syndrom ingin pertama kali menyebarkan informasi dan di tambah lagi dengan era post truth.
“Kita kadang ingin pertama kali menyebarkan suatu informasi sebelum yang lain. Padahal belum tentu benar. Kemudian kita juga cenderung mencari informasi yang mengafirmasi keyakinan kita. Ini namanya era post truth,” tambahnya.
Ely mengajak santri untuk pintar dalam mengecek informasi yang diperoleh. Dengan menceritakan saat Ia waktu belajar di Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan. “Sekarang eranya sudah berubah. Maka kalau handphonenya sudah pintar (smartphone). Orangnya juga harus pintar. Saring sebelum sharing,” jelasnya.
Lanjutnya, Ia berharap, santri bisa berperan dalam melawan hoaks pemilu 2024 mendatang. Agar predikat santri ini sanad gurunya jelas sampai Rasulullah. Kajian ilmunya langsung dari kitab kuning.
“Berita bohong ini kalau nanti jelang pemilu 2024 akan banyak. Variannya ada yang membawa agama. Disinilah santri bisa berperan dalam mengedukasi masyarakat dan bersama Bawaslu mengawasi secara partisipatif,” pungkasnya.