Kamis, 9 Oktober 2025
Image Slider

Tawuran Berdarah Embong Malang, DPRD Surabaya Ingatkan Deteksi Dini

TheJatim.com – Komisi A DPRD Surabaya mendesak Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) untuk lebih aktif dalam mencegah konflik sosial di tengah masyarakat. Desakan ini muncul setelah bentrokan dua kelompok massa pecah di Jalan Embong Malang, Minggu (24/8/2025) dini hari, yang menyebabkan satu orang terluka parah dan arus lalu lintas lumpuh.

Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko menilai peristiwa tersebut seharusnya bisa diantisipasi lebih awal. Politisi Gerindra yang akrab disapa Cak YeBe itu menegaskan, kehadiran aparat dan pemerintah kota tidak cukup hanya setelah konflik terjadi.

Baca Juga:  Bang Udin Reses di Kedai Djoeang Bahas Pos Kamling dan CCTV

“Bakesbangpol harus lebih aktif melakukan deteksi dini. Kalau ada tanda-tanda gesekan, segera koordinasi dengan aparat dan tokoh masyarakat sebelum meledak jadi konflik,” kata Cak YeBe, Senin (25/8/2025).

Ia menambahkan, pencegahan jauh lebih penting agar masyarakat tidak mudah terprovokasi. “Pemerintah kota melalui Bakesbangpol harus mampu menjadi jembatan netral, memfasilitasi dialog supaya masyarakat tidak main hakim sendiri,” ujarnya.

Baca Juga:  Surabaya Gunakan Aset Idle dan Sistem Non Tunai Perkuat Fiskal

Menurut Cak YeBe, tawuran di Embong Malang menjadi ironi. Pasalnya, Pemkot Surabaya saat ini sedang gencar menyosialisasikan Kampung Pancasila melalui BPBD untuk memperkuat ideologi dan kerukunan. Namun di sisi lain, konflik masih terjadi di jantung kota.

“Satu sisi kita sedang berusaha membangun Kampung Pancasila yang rukun dan guyub. Tapi di sisi lain, tawuran menunjukkan masih lemahnya deteksi dini dan pembinaan masyarakat,” tegasnya.

Baca Juga:  Pemkot Surabaya Dampingi Panitia Lokal Piala Dunia U-17 Inspeksi Stadion GBT

Ia mengingatkan, Surabaya adalah kota besar yang dihuni berbagai suku dan latar belakang. Kondisi ini rawan gesekan jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk terus merawat karakter Arek Suroboyo yang guyub dan kompak sebagai modal sosial kota ini.

“Surabaya ini kota terbuka, semua ada di sini. Justru dengan karakter Arek Suroboyo yang guyub, kita bisa tunjukkan bahwa keberagaman itu modal kekuatan, bukan sumber konflik,” pungkasnya.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Populer
ADVERTISEMENT

HUMAS

ADVERTISEMENT
Terbaru
ADVERTISEMENT