Selasa, Juli 2, 2024

Transformasi Sri Mulyani: Mendorong Ekonomi Negara Berkembang Pasca Pandemi

Jakarta. Thejatim.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa negara berkembang menghadapi tantangan berat pasca pandemi Covid-19.

Dia mengungkapkan hal ini dalam sesi dialog G7 Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meeting pada Jumat (12/5).

Menurut Sri Mulyani, negara berkembang masih menghadapi risiko scarring effect dari pandemi Covid-19, serta meningkatnya tensi geopolitik dan risiko dari pengetatan kebijakan moneter global. Dia menjelaskan hal ini melalui postingan di akun Instagram-nya, @smindrawati, pada Sabtu (13/5).

Salah satu tantangan berat lainnya adalah pembiayaan dengan biaya yang tinggi. Oleh karena itu, Sri Mulyani menekankan pentingnya peran G7 dan G20 dalam mendorong dan mengharmonisasikan kebijakan yang beragam.

Dia juga menyatakan perlunya peningkatan kapasitas Multilateral Development Bank dalam mengatasi masalah global seperti perubahan iklim, krisis pangan, dan pandemi.

Baca Juga:  Gaji ke-13 Bagi Pegawai Negeri Sipil Cair pada Juni 2023

Indonesia, bersama negara anggota G20, telah membentuk Pandemic Fund untuk memperkuat kemampuan dan kesiapan negara berkembang dalam menghadapi risiko pandemi di masa depan.

Selain itu, pembiayaan untuk pengembangan infrastruktur juga membutuhkan dukungan dari negara maju. Pendanaan infrastruktur yang terjangkau akan sangat membantu pertumbuhan ekonomi negara berkembang.

Sri Mulyani Indrawati menyoroti pentingnya peran G7 dan G20 dalam memfasilitasi dialog dan kerjasama antara negara-negara berkembang dan maju. Dia mengungkapkan bahwa negara berkembang perlu mendapatkan dukungan dalam mengatasi berbagai tantangan yang mereka hadapi.

Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah pembiayaan infrastruktur. Sri Mulyani menekankan perlunya negara maju memberikan dukungan dan pendanaan yang terjangkau untuk pembangunan infrastruktur di negara-negara berkembang.

Baca Juga:  Jawaban Sri Mulyani Tentang Prioritas Antara Kesehatan dan Ekonomi

Infrastruktur yang baik dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Selain itu, Sri Mulyani juga menyampaikan perlunya peningkatan kapasitas Multilateral Development Bank. Bank-bank tersebut perlu memiliki kemampuan yang lebih kuat dalam menangani isu-isu global seperti perubahan iklim, krisis pangan, dan pandemi.

Dalam konteks ini, Indonesia dan negara anggota G20 telah membentuk Pandemic Fund sebagai upaya untuk memperkuat kesiapan negara-negara berkembang dalam menghadapi risiko pandemi di masa depan.

Sri Mulyani menggarisbawahi bahwa negara-negara berkembang masih merasakan dampak yang signifikan dari pandemi Covid-19. Risiko scarring effect, yaitu dampak jangka panjang dari krisis, masih membayangi prospek pemulihan ekonomi mereka.

Baca Juga:  Gaji ke-13 Bagi Pegawai Negeri Sipil Cair pada Juni 2023

Di samping itu, meningkatnya tensi geopolitik di dunia juga menjadi faktor yang memperumit situasi.

Dalam menghadapi tantangan ini, koordinasi antar negara dan lembaga internasional menjadi sangat penting. Sri Mulyani mendorong G7 dan G20 untuk terus mendorong dialog dan kerjasama yang memadai guna memperkuat ketahanan ekonomi dan keuangan global.

Dalam kesimpulan, Sri Mulyani Indrawati menyoroti tantangan berat yang dihadapi negara-negara berkembang pasca pandemi Covid-19, seperti risiko scarring effect, tensi geopolitik yang meningkat, dan pengetatan kebijakan moneter global.

Dalam konteks ini, dia memandang peran G7 dan G20 sangat penting dalam mendorong kerjasama yang lebih baik, mendukung pembiayaan infrastruktur, dan meningkatkan kapasitas lembaga multilateral untuk mengatasi masalah global.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Populer
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terkait
ADVERTISEMENT