Kamis, Juli 4, 2024

Induk Perusahaan TikTok Muncer di Tengah Pandemik COVID-19

Ditangah situasi Pandemi COVID-19 yang berdampak langsung pada sektor ekonomi, rupanya ByteDance, induk perusahaan TikTok berhasil membukukan keuntungan sebesar US$3 miliar (setara Rp44 triliun) di 2019, dari total pendapatan mereka US$17 miliar (sekitar Rp251 triliun). Jumlah ini naik dari tahun 2018 yang senilai US$7,4 miliar (Rp109,4 triliun).

Perusahaan yang pertama kali didirikan oleh Zhang Yiming di 2012 ini ditaksir punya valuasi US$105 – US$110 miliar (sekitar Rp1,5 – Rp1,6 kuadriliun). Bahkan Bloomberg dalam analisisnya memperkirakan ByteDance bisa mencapai Rp2,6 kuadriliun dalam sekali initial public offering (IPO).

Tidak tangunggung-tanggung, Profit yang diraih ByteDance ini juga membuatnya melampaui capaian Twitter yang berhasil meraup dengan laba bersih US$1,47 miliar (setara Rp21,7 triliun).

Baca Juga:  Mau Video Kamu Viral di TikTok? Simak Jadwal FYP TikTok 2023 dan Tips yang Wajib Kamu Coba!

Pertumbuhan aplikasi TikTok yang menjadi unggulan ByteDance sepertinya memang tidak terdampak pandemi COVID-19. Sensor Tower mencatat, TikTok telah diunduh 2 miliar kali. Selama kuartal pertama 2020 ini saja, TikTok telah diunduh 315 juta kali. Naik nyaris dua kali lipat jumlah unduhan di Q1 2019 yang sebesar 187 juta kali.

Disaat banyak perusahaan besar di beberapa sektor lainnya melakukan penghematan (perampingan tenaga kerja) dengan melakukan PHK karyawan, namun hal tersebut tidak dialami oleh perusahaan TikTok, Mereka bahkan terus memperluas jangkauan di saat banyak perusahaan melakukan penghematan hingga mengurangi karyawan, ByteDance malah terus merekrut. Tahun ini berencana menambah 40.000 karyawan globalnya menjadi 100.000 di akhir tahun. Total karyawan ByteDance saat ini mencapai 60.000 orang.

Baca Juga:  Bikin Tajir, 5 Keuntungan TikTok Affiliate, Bisa Jadi Influencer!

Tepatnya, Pada awal Mei ini ByteDance juga menunjuk Kevin Mayer, Chairman Walt Disney sebagai CEO TikTok yang baru. Kevin Mayer merupakan otak dibalik akuisisi Pixar, Marvel Entertaintment, Lucasfilm, dan 21st Century Fox saat menjabat Chief Strategy Officer Walt Disney.

TikTok memang bukan satu-satunya produk ByteDance. Baru-baru ini mereka memperkenalkan aplikasi streaming musik Resso di Indonesia. Mereka menyebut Resso sebagai social music streaming app, karena memadukan pengalaman streaming musik dengan interksi antar pengguna seperti di media sosial.

Baca Juga:  Austria Larang Pegawai Pemerintah Gunakan TikTok di Ponselnya

Dengan potensi yang ada, Indonesia memang menjadi target pasar yang besar bagi ByteDance. 60 juta pengguna media sosial dari generasi milenial dan Gen Z menjadi sasaran utamanya. Apalagi bisnis streaming musik di Indonesia memang cukup menjanjikan. Tapi Resso bersaing langsung dengan layanan serupa yang lebih dulu hadir seperti, Langit MusikApple MusicSpotifyJoox, dan Youtube Music.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Populer
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terkait
ADVERTISEMENT