thejatim.com – Relawan Ganjar-Mahfud Keren (Gamaken) Kabupaten Sumenep menggelar nonton bareng (nobar) debat calon presiden (capres) kelima di Kancakona Kopi, Batuan, Sumenep, Ahad (4/2/2024). Acara yang diinisiasi relawan milenial Ganjar-Mahfud itu diikuti puluhan pemuda usia 17-22 tahun.
Koordinator Gamaken Kabupaten Sumenep, Kus Aini mengatakan, momentum debat capres kelima ini menjadi kesempatan untuk mengenalkan gagasan Ganjar-Mahfud kepada kalangan milenial. Mengingat keterlibatan milenial dalam membangun Indonesia ke arah yang lebih baik sangat penting.
“Setelah debat terakhir ini, kami semakin yakin, bahwa kaum generazi Z, tidak bisa hanya disuguhi dengan gimik-gimik belaka,” ujarnya kepada awak media.
Perempuan asal Desa Babbalan, Batuan, Sumenep itu menyebutkan, Ganjar Pranowo bertekad untuk menghadirkan negara di setiap dinamika kehidupan sosial masyarakat di sejumlah daerah.
Sebab itu, ia pun menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan berkualitas, sebagai pondasi utama dalam memperbaiki kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, ketenagakerjaan, hingga kebudayaan.
“Kalangan milenial adalah generasi penerus bangsa ke depan. Merekalah yang nantinya akan ikut serta mengawal dan mendukung gagasan besar Ganjar-Mahfud untuk Indonesia,” katanya.
Salah seorang pemuda yang juga ikut nobar debat capres kelima, Fathor Rosi mengatakan, bahwa Ganjar Pranowo adalah sosok pemimpin ideal. Gagasan besarnya diyakini mampu menjawab aneka persoalan di bumi Ibu Pertiwi.
Pria yang akrab disapa Rosi ini menyebut, gagasan Ganjar di sektor kesehatan selaras dengan pandangnya. Bahwa yang paling penting adalah berorientasi kepada upaya preventif atau pencegahan. Bukan pengobatan yang cukup menguras anggaran negara.
“Dengan penuh keyakinan tadi Pak Ganjar menyebut bahwa ia berprinsip kepada upaya preventif promotif. Sehingga anggaran kesehatan tidak hanya dihabiskan untuk menangani orang sakit. Inilah yang akan membuat masyarakat hidup lebih sehat,” ungkapnya.
Pahit manis dari pelbagai dinamika kehidupan masyarakat yang ditangani Ganjar selama menjabat Gubernur Jawa Tengah, menurut Rosy menjadi bekal yang cukup dalam memimpin Indonesia. Dalam perjalanannya, upaya preventif merupakan kunci memperbaiki pelayanan kesehatan.
“Sebagaimana pepatah, bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Maka program satu desa satu faskes satu nakes ini solusi tepat dalam hal pelayanan kesehatan,” terangnya.
Lebih jauh, Rosy menyebut, Ganjar juga memiliki tekad yang besar dalam memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Termasuk menjamin kesejahteraan guru dan dosen, ketersediaan fasilitas belajar-mengajar yang memadai, hingga kurikulum yang tepat sesuai kebutuhan.
“Apalagi Pak Ganjar juga berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang sama kepada kalangan perempuan dan disabilitas. Kemudian mereview UU Cipta Kerja demi menjamin kesejahteraan buruh,” ujarnya.
Yang tak kalah penting, lanjut Rosy, Ganjar juga bertekad untuk melakukan pembangunan yang berorientasi kepada SDM. Dimana terbentuknya karakter bangsa yang berbudi pekerti, sopan dan toleran adalah hal penting dalam membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
“Hari ini yang dibutuhkan rakyat adalah teladan atau contoh yang baik daripada para pemimpin. Sebab, bila pemimpinnya baik, masyarakatnya pun baik. Ini juga menjadi tekad Pak Ganjar yang sangat diperlukan Indonesia di masa mendatang,” tandasnya.