Thejatim.com – Saya pernah kedatangan tamu dan ini kisah nyata. Ada orang yang saleh, karena saking salehnya hingga anaknya tidak pernah menonton TV, karena tidak punya TV. Memang sengaja tidak dibelikan TV, karena takut anaknya jadi nakal sebab nonton TV. Dan juga tidak dibelikan motor, karena takut nanti malah keluyuran.
Ketika anaknya mulai beranjak dewasa, mulai suka bergaul. Pertama kali nonton TV ya di tetangga, dan pertama kali naik motor karena dipinjamkan tetangga. Akhirnya merasa lebih punya hutang jasa dengan tetangga. Kebetulan tetangganya tersebut seorang pekerja yang tidak terlalu rajin shalat. Akhirnya diajak ke Jakarta, lalu sering meninggalkan shalat dan lain sebagainya.
Orang saleh tersebut mengeluh kepadaku, mengeluh karena jadinya seperti ini. Padahal tujuan orang saleh tadi adalah protektif. Tidak punya TV supaya anaknya tidak nakal. Tidak punya motor supaya tidak keluyuran.
Akhirnya anak tersebut bersimpati dan lebih dekat dengan tetangganya, yang tidak terlalu rajin shalat, karena dia baik mau meminjamkan motor dan memperbolehkan nonton TV. Sedangkan bapaknya yang saleh kelakuannya menjengkelkan, bisanya cuma marah saja bagi anaknya. Nah, ini PR buat kita.
Makanya, kesalehan itu harus dibarengi ilmu, kalau tidak seperti tadi. Anak-anak kita akan mencintai orang yang berjasa dan berbuat baik kepadanya, padahal mereka adalah orang yang tidak terlalu saleh (jarang beribadah). Karena yang saleh sukanya mengintervensi terus. Misal sehabis Maghrib, “Kamu kok tidak ngaji?” Habis isya, “Jangan nonton TV ya!!” Sukanya marah-marah terus.
Semua kesukaan anak dilarang, sebab tidak suka ilmu. Memang masalah kita, kadang orang saleh itu tidak suka ilmu dan suka menggerutu terus, “Masalah betul ini. Masalah besar ini!”
Orang saleh itu kadang memang merepotkan. Mau dibenci tapi orang saleh. Tidak dibenci tapi dia tidak suka ilmu. Datang ke resepsi menggerutu, karena dalam undangan nikah ada foto calon pengantinnya sudah berduaan. Menggerutu, “Ajaran macam apa ini? Belum nikah kok sudah berduaan.” Kata keponakannya, “Itu editan mbah” Lalu bertanya, “Editan itu apa?” Ya repot kalau tidak punya ilmu.
Akhirnya saat bertemu saya, orang saleh itu berkata, “Ini hukumnya bagaimana Gus, belum sah nikah kok sudah foto berduaan?” Maka saya jawab, “Ya, secara hukum, orang yang nikah itu harusnya didoakan bukan malah digunjing!”
Dan dia pun menggerutu terus sepanjang jalan, itulah orang saleh yang kurang ilmu.
*Disadur dari pengajian KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha.
