JAKARTA, TheJatim.com – Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Sabtu (27/9/2025), berlangsung panas dan diwarnai kericuhan. Forum yang awalnya dibuka pukul 15.00 WIB itu sempat terpecah menjadi dua kubu, sebelum akhirnya menetapkan Agus Suparmanto sebagai Ketua Umum PPP pada Minggu dini hari pukul 01.07 WIB.
Bendahara DPW PPP Jatim, Agus Mashuri, menuturkan bahwa tanda-tanda kericuhan sudah terasa sejak awal pembukaan. Ketika Mardiono naik ke panggung, sebagian peserta justru menyambut dengan teriakan dan sorakan, menandakan adanya ketidakpuasan.
Suasana semakin panas saat memasuki Sidang Paripurna I yang dipimpin Amir Uskara. Walau sudah mengetuk palu pembukaan, mayoritas peserta justru menuntut agar pimpinan sidang diganti. Amir Uskara tetap melanjutkan hingga pembacaan aklamasi, yang justru membuat forum semakin gaduh.
Kericuhan mencapai puncak ketika forum utama tidak terkendali. Amir Uskara bersama kelompoknya meninggalkan sidang, sementara Mardiono bersama sebagian kecil pendukungnya menggelar konferensi pers di ruang terpisah. Dalam kesempatan itu, kubu Mardiono mengklaim kemenangan lewat aklamasi sepihak, bahkan menyebarkan rilis ke sejumlah media.
Namun, klaim tersebut segera dibantah Ketua Majelis Pertimbangan PPP, yang menegaskan bahwa proses tersebut tidak sah dan tidak mewakili forum muktamar. Sidang utama tetap berjalan dengan mayoritas peserta, yang kemudian berlangsung lebih kondusif setelah kepergian kubu pemicu kericuhan.
Sidang berlanjut hingga Paripurna VIII di bawah pimpinan Qoyum Abdul Jabar. Tepat pukul 01.07 WIB, mayoritas peserta secara resmi menetapkan Agus Suparmanto sebagai Ketua Umum PPP terpilih periode mendatang.
Dalam pidato singkatnya, Agus menegaskan bahwa kemenangannya hanyalah awal dari perjuangan panjang partai.
“Kemenangan ini bukanlah tujuan akhir. Kita akan meraih kemenangan berikutnya, yaitu bagaimana PPP bisa kembali ke Senayan,” ujarnya.
Dengan terpilihnya Agus, Muktamar X PPP di Ancol yang sempat memanas akhirnya menghasilkan kepemimpinan baru untuk menghadapi tantangan politik ke depan.
